Selasa, 22 Desember 2015

BAB VII : MANAJEMEN PRODUKSI

- Perkembangan manajemen produksi
  Faktor utama agar manajemen produksi bisa berjalan dengan baik adalah adanya pembagian kerja atau division of labour. Artinya, seorang manajer produksi harus bisa membagi tugas kepada anggota timnya untuk yang sesuai dengan keahlian dan kelebihan masing-masing agar proses produksi bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Memberikan tugas atau pekerjaan kepada orang yang tidak memiliki kemampuan untuk itu akan menghambat proses manajemen produksi dan berujung pada bertambahnya biaya produksi.

  Faktor kedua yang bisa membuat manajemen produksi berkembang dengan pesat adalah revolusi industri. Maksud dari revolusi industri dalam hal ini bukanlah pergantian mata pencaharian utama sebagai petani diganti dengan bekerja di pabrik. Namun makna dalam konteks manajemen produksi adalah proses mengganti tenaga manusia dengan tenaga mesin yang kini sudah banyak dipakai di pabrik-pabrik modern.  

  Dalam produksi yang menggunakan bantuan mesin ini, target produksi bisa lebih mudah tercapai dan bisa meningkatkan kualitas SDM di mana pekerja akan terpacu untuk meningkatkan kualitas keahliannya bukan hanya sekedar buruh.

  Dampak buruk dari revolusi industri ini adalah perusahaan atau organisasi kecil yang masih menggunakan metode kuno dan menggunakan tenaga kerja manusia untuk sebagian besar proses produksi sehingga tidak mampu mengimbangi jumlah atau kuantitas barang yang diproduksi dibandingkan organisasi yang menggunakan mesin. Revolusi industri indikasinya bisa dilihat dari hal berikut:
  1. Penggunaan mesin semakin banyak
  2. Efisiensi produksi batu bara sebagai bahan bakar, dan besi serta baja sebagai bahan utama
  3. Pembangunan infrastruktur semakin berkembang seperti jalur kereta api, alat transportasi, jaringan komunikasi, dan pasokan listrik yang memadai
  4. Meluasnya sistem perbankan dan pengkreditan untuk menjangkau masyarakat daerah yang membutuhkan modal untuk mengembangkan produksinya.

    - Pengertian manajemen produksi dan produksi
      Dalam kegiatan ekonomi terdapat 3 jenis aktivitas utama penggerak roda ekonomi yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. 
      
      Produksi merupakan aktivitas penggunaan sumber daya baik alam maupun manusia untuk meningkatkan daya guna suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor seperti tanah, modal, tenaga kerja, dan kemampuan. Secara sederhana produksi merupakan pengadaan barang atau jasa yang dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya dan jumlah permintaan dari konsumen. Barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen kemudian didistribusikan kepada konsumen melalui proses-proses tertentu tergantung dari jenis produksinya.

      Dengan menggabungkan pengertian manajemen dan produksi, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi memiliki definisi usaha untuk mengatur atau mengkoordinasi suatu kegiatan produksi agar menghasilkan hasil produksi yang berkualitas dan sesuai dengan standard organisasi dalam jangka waktu dan jumlah tertentu. Dalam manajemen produksi, konteks-nya adalah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh tim manajemen produksi dalam sebuah organisasi untuk menghasilkan produk sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut.

    - Proses Produksi dalam Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Produksi
    Agar menghasilkan produksi yang sesuai target, tim manajemen produksi harus melewati beberapa tahapan mulai dari perencanaan hingga eksekusi. Masing-masing tahapan sama pentingnya karena jika dilewati satu tahapan saja maka hasil produksi tidak bisa maksimal dan akan berpengaruh terhadap kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap produk. Berikut adalah tahapan manajemen produksi:

    1. Perencanaaan produksi
Pada tahap awal inilah seluruh rencana produksi mulai dari kualitas produk, kuantitas produk yang dihasilkan, bahan yang akan digunakan, target konsumen di mana produk akan dipasarkan, jumlah tenaga kerja yang dipakai, atau departemen lain yang berkaitan akan dibahas. Dalam tahap ini bahkan anggota tim bisa mengajukan ide produk baru melalui proses yang disebut dengan brainstorming di mana si pencetus ide harus meyakinkan seluruh timnya bahwa ide-nya relevan dan efektif untuk mewujudkan tujuan organisasi.
  1. Pengendalian produksi
Agar proses produksi dilakukan sesuai jadwal dan semua yang telah direncanakan dalam proses perencanaan berlajan dengan lancar maka tahap ini harus dilakukan. Dalam pengendalian produksi, jadwal kerja diatur, detail rencana sistem kerja juga diatur, dan lain sebagainya. Tujuan dari tahap pengendalian produksi adalah agar hasil produksi bisa berjalan efektif dan efisien.
  1. Pengawasan produksi
          Setelah jadwal kerja dan rincian teknis telah disiapkan, saatnya untuk melakukan proses produksi. Bersamaan saat melakukan proses produksi adalah pengawasan yang dilakukan bertujuan agar hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, selesai tepat waktu, tidak overbudget atau bahkan kekurangan budget, kualitasnya sesuai dengan standard, dan lain sebagainya hingga siap untuk dilemparkan ke pasar.


- Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungna dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

- Fungsi dari sistem produksi dan organisasi
   Fungsi-fungsi tersebut adalah:
  1. Pemasaran, yang menghasilkan permintaan, menerima pesanan produk sehingga menghasilkan penjualan 
  2. Produksi/Operasi, yaitu proses menghasilkan produk 
  3. Keuangan/Akuntansi, yaitu kegiatan mengawasi sehat atau tidaknya sebuah organisasi dilihat dari sisi keuangannya.

   Fungsi Manajemen Operasi
  Untuk melaksanakan fungsi operasi, diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan suatu sistem. Ada tempat macam fungsi produksi/operasi yang utama, yaitu:
  1. Sebagai proses, berupa teknik, yaitu metode yang digunakan untuk mengolah bahan 
  2. Sebagai pengorganisasian teknik dan metode, sehingga proses dapat dilaksanakan secara efektif 
  3. Sebagai dasar penetapan perencanaan bahan 
  4. Sebagai pengawasan atas tujuan penggunaan bahan. 

    Layout pabrik
    disebut juga tata letak atau tata ruang didalam pabrik. Layout adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Fasilitas pabrik dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi
    , alat pengangkutan bahan, dan peralatan pabrik, serta peralatan yang diperlukan dalam pengawasan.

    Perencanaan layout menurut James A Moore adalah rencana dari keseluruhan tata fasilitas industri yang berada didalamnya, termasuk bagaimana personelnya ditempatkan, operasi gudang, pemindahan material, dan alat pendukung lain sehingga akan dapat mencapai suatu tujuan yang optimum dengan kegiatan yang ada dengan menggunakan fasilitas yang ada dalam perusahaan, dengan layout yang baik di dalam perusahaan, akan menimbulkan impulse buying bagi konsumen.

    Prinsip Dasar Penyusunan Layout:
    Prinsip dasar yang digunakan dalam penyusunan layout adalah:
  5. Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi. Sehingga dalam tata letak fasilitas pabrik diperlukan secara terintegrasi dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi rnenjadi satu organisasi yang besar.  
  6. Jarak pemindahan bahan paling minimum. Waktu pemindahan bahan dari satu proses ke proses yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan. 
  7. Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari gerakan balik (back tracking), gerakan memotong (cross movement), dan gerak macet (congestion), dengan kata lain material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi oleh gangguan jadwal kerja.  
  8. Kepuasan   dan   keselamatan   kerja,   sehingga   memberikan   suasana   kerj yang menyenangkan. 
  9. Fleksibilitas, yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi, dan kebutuhan konsumen.
Untuk menjaga fleksibilitas, diadakan penyesuaian kembali (relayout) yaitu suatu perubahan kecil dalam suatu penataan ruangan, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya desain produk yang memungkinkan berubahnya layout secara total. Yang perlu diperhatikan adalahrelayout maupun layout jika ada perubahan sedikit saja tidak akan mengganggu proses produksi.

Tujuan layout pabrik adalah meminimumkan biaya dan meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala  fasilitas produksi dan area kerja, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Efisiensi ini dapat dicapai dengan menekan biaya produksi dan transportasi didalam pabrik,

Manfaat layout pabrik diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Meningkatkan jumlah produksi,  sehingga proses produksi berjalan lancar, yang berimpas pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin minimum.
  2. Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu antara mesin yang satu dengan mesin lainnya, selain itu juga dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses, dan waktu tunggu. 
  3. Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara proses yang satu dengan yang berikutnya.  
  4. Hemat ruang, karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan jarak antara masing-masing mesin berlebihan sehingga akan menambah luas bangunan yang tidak dibutuhkan.  
  5. Mempersingkat waktu proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi yang satu dengan yang lain. 
  6. Efisiensi penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga kerja, mesin, dan peralatan.  
  7. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga menciptakan suasana lingkungan kerja yang aman, nyaman, tertib, dan rapi, sehingga dapat mempermudah supervisi, mempermudah perbaikan dan penggantian fasilitas produksi, meningkatkan kinerja menjadi lebih baik, dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas.
  8. Mengurangi kesimpangsiuran yang disebabkan oleh material menunggu, adanya gerak yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan aliran dalam proses produksi (intersection).


Sumber :
http://pengertianmanajemen.net/pengertian-manajemen-produksi/

http://kiki-ns.blogspot.co.id/2012/01/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen.html

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/07/fungsi-manajemen-operasi.html

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/prinsip-dasar-tujuan-dan-manfaat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar